Data terbaru dari Axios-Morning Consult AI Poll mengungkapkan bahwa separuh masyarakat Amerika mengantisipasi bahwa misinformasi yang disebarkan oleh AI akan mempengaruhi hasil pemilihan presiden tahun 2024. Selain itu, sepertiga responden menyatakan bahwa kepercayaan mereka terhadap hasil pemilu akan berkurang karena keterlibatan kecerdasan buatan. Sentimen yang berkembang ini mungkin meningkatkan skeptisisme dan keresahan seputar pemilihan presiden pertama sejak serangan terkenal terhadap Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021.
Beragam Pendapat tentang Peran AI
Hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa pendukung mantan Presiden Trump hampir dua kali lebih besar kemungkinannya dibandingkan pendukung Presiden Biden untuk menyatakan bahwa AI akan mengikis kepercayaan mereka terhadap hasil pemilu, dengan persentase masing-masing sebesar 47% dan 27%. Menariknya, kelompok liberal, yaitu sebesar 21%, jumlahnya hampir dua kali lipat dibandingkan kelompok moderat (11%) dan konservatif (12%) dalam hal penggunaan AI generatif untuk tujuan pekerjaan atau pendidikan. Kesenjangan ini mungkin disebabkan oleh perbedaan usia, karena 35% responden Generasi Z mengaku telah menggunakan AI generatif, sangat berbeda dengan 3% generasi baby boomer.
Perspektif yang Lebih Luas tentang AI
Survei tersebut, yang mencakup pandangan 2.203 orang dewasa di AS, juga menyoroti bahwa mayoritas orang percaya bahwa manusia akan kehilangan kendali atas AI dalam seperempat abad mendatang. Sentimen umum lebih condong ke arah pesimisme, dengan 36% merasa negatif terhadap masa depan AI dibandingkan dengan 26% yang optimis.
Dalam hal regulasi, masyarakat umum menunjukkan skeptisisme yang lebih besar terhadap regulasi efektif AI dibandingkan ilmuwan komputer yang berpartisipasi dalam Axios-Generation Lab-Syracuse baru-baru ini Survei Pakar AI Universitas. Selain itu, 53% responden merasa bahwa misinformasi yang dipicu oleh AI memang akan berperan dalam menentukan pemenang pemilu.
Awal bulan ini, Microsoft memperingatkan bahwa peretas Tiongkok kemungkinan akan menggunakan AI dalam upaya untuk menggagalkan atau mempengaruhi pemilu. Pusat Analisis Ancaman Microsoft telah merilis laporan yang merinci ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh operasi dan aktivitas dunia maya. Laporan ini menekankan perlunya sektor publik dan swasta untuk mengatasi penggunaan teknologi, termasuk AI.
Google telah mengumumkan bahwa mulai pertengahan November 2023, pengiklan politik harus mengungkapkan dengan jelas apakah mereka menampilkan konten kecerdasan buatan yang menampilkan individu atau peristiwa yang nyata atau tampak nyata. Kebijakan ini mencakup berbagai jenis konten seperti gambar, video, dan audio.