Asam Polilaktat (PLA) adalah salah satu bahan paling populer dalam pencetakan 3D. Termoplastik biodegradable ini terbuat dari sumber daya terbarukan seperti tepung maizena atau tebu, sehingga memberikan keunggulan signifikan dalam hal keberlanjutan.
PLA sering digunakan pada printer 3D tingkat konsumen karena penanganannya yang mudah dan dampak lingkungan yang minimal. Namun apa sebenarnya yang membuat PLA begitu populer, dan mengapa PLA sering menjadi filamen pilihan bagi banyak proyek pencetakan 3D?
Apa itu PLA?
Definisi dan komposisi
PLA merupakan bahan termoplastik yang berasal dari sumber daya alam seperti tepung maizena atau tebu. Tidak seperti plastik tradisional, PLA dapat terurai secara hayati dan dianggap sebagai alternatif ramah lingkungan untuk pencetakan 3D. Biasanya digunakan untuk membuat suku cadang yang tidak memerlukan kekuatan dan daya tahan bahan industri lainnya.
Sifat kimia PLA
PLA terbuat dari asam laktat, produk sampingan dari tanaman yang difermentasi gula. Hal ini menjadikannya plastik terbarukan yang relatif aman digunakan dibandingkan bahan sintetis lainnya. Sebagai termoplastik, PLA melunak saat dipanaskan dan mengeras saat didinginkan, sehingga ideal untuk aplikasi pencetakan 3D.
Mengapa PLA populer dalam pencetakan 3D?
Kemudahan penggunaan
Salah satu alasan utama PLA disukai dalam pencetakan 3D adalah kemudahan penggunaannya. Filamen ini mencetak pada suhu yang relatif rendah (180–220°C) dibandingkan dengan filamen lain seperti ABS, yang memerlukan suhu lebih tinggi. Hal ini menjadikan PLA ideal untuk printer 3D pemula yang baru mulai menjelajahi dunia manufaktur aditif.
Bau rendah dan tidak beracun
Fitur menarik lainnya dari PLA adalah tidak beracun dan mengeluarkan sedikit atau tidak ada asap berbahaya selama pencetakan. Berbeda dengan bahan seperti ABS, yang dapat menghasilkan bau tidak sedap dan partikel yang berpotensi membahayakan saat dipanaskan, PLA lebih aman untuk mencetak di dalam ruangan, terutama di ruangan tanpa ventilasi khusus.
PLA vs filamen lainnya
PLA vs ABS
Jika dibandingkan dengan ABS, PLA lebih mudah digunakan. Tidak memerlukan tempat tidur berpemanas, dan kecenderungannya lebih kecil untuk melengkung saat mencetak. Namun, PLA lebih rapuh dibandingkan ABS dan tidak ideal untuk objek yang terkena suhu tinggi atau keausan berat.
PLA vs PETG

PETG adalah filamen populer lainnya yang menawarkan daya tahan dan ketahanan benturan lebih baik dibandingkan PLA. Meskipun PLA lebih mudah untuk dicetak, PETG dapat menahan suhu yang lebih tinggi dan lebih fleksibel, menjadikannya pilihan yang lebih baik untuk membuat komponen yang perlu tahan terhadap tekanan mekanis atau kondisi luar ruangan.
Aplikasi utama pencetakan 3D PLA
Pembuatan prototipe dan model
PLA banyak digunakan untuk pembuatan prototipe dan pembuatan model detail. Karena mudah untuk dicetak dan memberikan hasil berkualitas tinggi, PLA sangat ideal untuk membuat prototipe visual, model konsep, dan patung detail. Hasil akhir material yang halus sangat cocok untuk proyek yang membutuhkan tampilan bersih dan halus.
Penggunaan di rumah dan penghobi

Bagi penghobi dan penggemar DIY, PLA adalah filamen pilihan. Sifatnya yang tidak beracun, kemudahan penggunaan, dan ketersediaannya yang luas menjadikannya sempurna untuk membuat barang-barang non-fungsional seperti mainan, patung, dan benda-benda dekoratif. Ini juga merupakan pilihan pertama bagi mereka yang baru memulai pencetakan 3D.
Keunggulan PLA untuk pencetakan 3D
Ramah lingkungan
PLA dianggap sebagai salah satu filamen paling ramah lingkungan di dunia pencetakan 3D. Sebagai bahan yang dapat terbiodegradasi, bahan ini terurai lebih cepat dibandingkan plastik berbahan dasar minyak bumi. Hal ini menjadikannya pilihan berkelanjutan bagi pengguna yang peduli terhadap dampak lingkungan dari aktivitas pencetakan 3D mereka.

Kualitas cetakan unggul
PLA menghasilkan hasil cetakan yang halus dan berkilau, menjadikannya bahan yang sangat baik untuk proyek estetika. Bahan ini juga kecil kemungkinannya untuk menghasilkan permukaan yang kasar dan tidak rata, sehingga menghasilkan cetakan yang lebih bersih dengan lebih sedikit cacat, bahkan untuk model yang lebih detail.
Tantangan dan keterbatasan PLA
Ketahanan dan daya tahan terhadap panas
Meskipun PLA adalah filamen yang sangat baik untuk banyak jenis cetakan, PLA juga memiliki keterbatasan. Salah satu kelemahan utama adalah ketahanan panasnya yang buruk. PLA melunak pada suhu yang relatif rendah (sekitar 60°C), sehingga tidak cocok untuk membuat komponen yang harus tahan terhadap suhu tinggi, seperti peralatan otomotif atau dapur.
Kerapuhan seiring berjalannya waktu
Cetakan PLA cenderung menjadi rapuh seiring waktu, terutama bila terkena sinar UV atau kelembapan. Hal ini membuat PLA tidak cocok untuk barang yang harus tahan lama di lingkungan yang keras atau digunakan di luar ruangan. Meskipun PLA dapat terurai secara hayati, hal ini juga dapat menyebabkan penurunan integritas struktural cetakan dalam jangka panjang.
Varian PLA dan opsi lanjutan
PLA+ adalah versi modifikasi dari PLA standar, yang menawarkan peningkatan kekuatan dan fleksibilitas. Ada juga filamen komposit seperti PLA dengan kandungan kayu atau logam, yang digunakan untuk aplikasi khusus yang memerlukan hasil akhir atau tekstur unik. Varian PLA yang canggih ini dapat meningkatkan keserbagunaan PLA dalam pencetakan 3D.
Filamen PLA khusus lainnya mencakup PLA fleksibel, yang dapat digunakan untuk mencetak bagian yang dapat ditekuk atau diregangkan, dan PLA dengan suhu panas tinggi, yang memiliki suhu defleksi panas yang ditingkatkan, sehingga cocok untuk bagian yang mungkin terkena suhu yang lebih tinggi.
Keberlanjutan pencetakan 3D PLA
Kemampuan terurai secara hayati
Meskipun PLA adalah dapat terurai secara hayati, perlu diperhatikan bahwa bahan ini tidak mudah terurai di lingkungan TPA biasa. Hal ini memerlukan kondisi pengomposan industri yang benar-benar terdegradasi, sehingga metode pembuangan dan daur ulang yang tepat sangat penting untuk mengurangi dampak lingkungan.
Pengurangan sampah
PLA membantu mengurangi sampah plastik dengan menyediakan alternatif berkelanjutan dibandingkan plastik berbahan dasar minyak bumi. Sebagai opsi biodegradable, PLA mengurangi permintaan bahan plastik konvensional dan mendukung praktik manufaktur yang lebih ramah lingkungan di dunia pencetakan 3D.
Cara mencetak dengan filamen PLA
Pengaturan printer untuk PLA
Untuk memastikan hasil optimal saat mencetak dengan PLA, penting untuk menyesuaikan pengaturan printer 3D Anda. Suhu lapisan harus diatur antara 50°C dan 70°C, dan suhu nosel harus antara 200°C dan 220°C. Kalibrasi yang tepat akan meminimalkan masalah umum seperti lengkungan atau stringing.
Kiat: Pencetakan PLA dapat menimbulkan tantangan seperti stringing, warping, atau under-extrusion. Untuk menghindari masalah ini, pastikan lingkungan pencetakan Anda stabil, sesuaikan pengaturan printer Anda untuk daya rekat yang lebih baik, dan bereksperimenlah dengan kecepatan cetak dan pengaturan kipas pendingin untuk mengoptimalkan proses pencetakan.
Kesimpulan: Apakah PLA adalah pilihan yang tepat untuk proyek pencetakan 3D Anda?
PLA tetap menjadi salah satu filamen yang paling mudah diakses dan serbaguna untuk pencetakan 3D. Ini adalah pilihan yang cocok untuk pemula, penghobi, dan mereka yang ingin membuat model yang estetis. Namun, untuk suku cadang yang memerlukan daya tahan atau tahan panas, Anda mungkin perlu mempertimbangkan bahan lain seperti PETG atau ABS.
Secara keseluruhan, PLA menawarkan keseimbangan yang sangat baik antara kemudahan penggunaan dan keberlanjutan, menjadikannya titik awal yang ideal bagi sebagian besar penggemar pencetakan 3D.