Microsoft telah mengonfirmasi bahwa mereka mengurangi tenaga kerjanya dengan menargetkan karyawan yang berkinerja buruk di berbagai departemen, sebuah langkah yang mencerminkan strategi berkelanjutannya untuk mengoptimalkan operasi.
Seorang juru bicara perusahaan mengatakan kepada Business Insider, “Di Microsoft kami fokus pada talenta berkinerja tinggi. Kami selalu berupaya membantu orang belajar dan berkembang. Ketika ada orang yang tidak berkinerja baik, kami mengambil tindakan yang tepat.”
Meskipun Microsoft tidak mengungkapkan jumlah pasti karyawan yang terkena dampak, Microsoft sering kali mengisi kembali peran yang dikosongkan karena kepergian terkait kinerja, sehingga memastikan gangguan minimal terhadap keseluruhan operasi..
Pemotongan terbaru ini menunjukkan strategi Microsoft ke mempertahankan tenaga kerja berkinerja tinggi agar selaras dengan prioritas jangka panjangnya sekaligus mengurangi biaya. Penyesuaian ini dilakukan setelah adanya tinjauan internal selama berbulan-bulan dan merupakan bagian dari tren industri yang lebih luas, dimana perusahaan-perusahaan teknologi besar semakin berfokus pada efisiensi tenaga kerja di tengah kondisi ekonomi yang terus berkembang..
Evaluasi yang Ditargetkan di Tingkat Senior
Evaluasi Microsoft diperluas ke karyawan tingkat senior, termasuk mereka yang berada di level 80. Level 80 mewakili beberapa peran perusahaan posisi teknis dan manajerial tertinggi, menyoroti sifat komprehensif dari penilaian kinerja.
Menurut sumber yang mengetahui masalah ini, tinjauan tersebut dilakukan selama beberapa bulan dan mempengaruhi banyak divisi, termasuk sektor keamanan. Divisi keamanan perusahaan merupakan bidang yang penting, yang mencerminkan meningkatnya kekhawatiran global terhadap risiko keamanan siber.
Microsoft dan perusahaan teknologi lainnya telah memperkenalkan kembali peringkat tumpukan, sebuah sistem di mana karyawan diberi peringkat berdasarkan kurva lonceng, dengan peringkat terendah-peringkat individu yang diberhentikan. Praktik ini dipopulerkan oleh Jack Welch, mantan CEO GE, dan juga dikenal sebagai “Rank and Yank.” Kembalinya Penerapan sistem pemeringkatan seperti ini menandai pergeseran budaya perusahaan teknologi, transisi dari akuisisi bakat yang agresif ke disiplin biaya.
[konten tersemat]
Konteks Historis: PHK dan Investasi Strategis
Ini ditargetkan PHK bukanlah peristiwa yang hanya terjadi satu kali saja bagi Microsoft. Pada bulan Januari 2023, perusahaan tersebut mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang paling besar dalam beberapa tahun terakhir, dengan menghilangkan 10.000 peran—sekitar 5% dari tenaga kerjanya pada saat itu PHK di divisi game, di mana 1.900 posisi dipotong setelah Microsoft mengakuisisi Activision Blizzard senilai $69 miliar. Pengurangan ini terjadi ketika perusahaan berupaya mengintegrasikan tim baru dan merampingkannya operasi game sambil mengelola redundansi dalam aset yang diperoleh.
Jumlah tenaga kerja Microsoft saat ini menunjukkan penurunan dari puncaknya yang berjumlah hampir 237.000 karyawan pada tahun 2022 menjadi sekitar 228.000 pada pertengahan tahun 2024. CFO Amy Hood mengakui penyesuaian ini dalam laporan pendapatan, dan menggambarkannya sebagai bagian dari upaya Microsoft yang lebih luas untuk menjaga efisiensi dan memprioritaskan investasi di bidang-bidang utama.
Amy menyatakan bahwa penyesuaian tenaga kerja adalah bagian dari upaya yang lebih luas untuk menyelaraskan dengan tujuan strategis dan memastikan fleksibilitas dalam memenuhi permintaan pasar.
Prioritas Strategis: AI dan Cloud Memimpin
Saat melakukan pemotongan ini, Microsoft secara bersamaan menyalurkan sumber daya yang signifikan ke bidang pertumbuhan seperti kecerdasan buatan (AI) dan layanan cloud. Platform cloud Azure milik perusahaan telah menjadi landasan bagi bisnis di seluruh dunia, menawarkan infrastruktur dan kekuatan komputasi yang skalabel.
Selain itu, Microsoft memanfaatkan alat AI seperti Copilot, yang mengintegrasikan pembelajaran mesin ke dalam aplikasi produktivitasnya, mengubah cara pengguna berinteraksi dengan alat seperti Word dan Excel. Investasi ini mencerminkan fokus strategis perusahaan pada inovasi sekaligus mengoptimalkan operasinya agar tetap kompetitif dalam industri yang berubah dengan cepat.
Penyesuaian tenaga kerja Microsoft juga melambangkan tren yang lebih luas di sektor teknologi. Google, misalnya, baru-baru ini menerapkan pengurangan peringkat manajemen sebesar 10% setelah PHK tahun 2023 yang berdampak pada 12.000 orang karyawan. Langkah-langkah tersebut menandakan adanya pergeseran di kalangan raksasa teknologi, dengan menekankan efisiensi dan kinerja sembari menghadapi ketidakpastian ekonomi pascapandemi.
Keputusan untuk fokus pada tinjauan berbasis kinerja sejalan dengan strategi jangka panjang Microsoft untuk memastikan bahwa talenta selaras dengan tujuan strategisnya.