Telegram memasuki tahun 2025 dengan berbagai pencapaian dan tantangan. Platform perpesanan global dengan hampir 1 miliar pengguna, telah mengumumkan profitabilitas pertamanya bersamaan dengan pembaruan signifikan yang memperkenalkan alat verifikasi baru, hadiah digital bergaya NFT, dan filter pencarian lanjutan.

Hal ini terjadi pada saat Telegram sedang menghadapi tahun penuh gejolak yang ditandai dengan permasalahan hukum dan reformasi.

Setelah bertahun-tahun beroperasi tanpa aliran pendapatan yang signifikan, profitabilitas Telegram menunjukkan titik balik. Langganan premium tetap menjadi landasan strategi monetisasinya, dengan lebih dari 30 fitur eksklusif yang melayani pengguna tingkat lanjut. Iklan yang sadar privasi dan Telegram Stars semakin mendiversifikasi sumber pendapatan.

Dalam postingan blog, Telegram merayakan pencapaian ini: “Terima kasih kepada Anda, para pengguna, kami dapat mencapai tujuan ini—yang memungkinkan kami untuk terus memprioritaskan pengguna dan melindungi privasi.”

Pembaruan Fitur: Pihak Ketiga Verifikasi dan Filter Pencarian Baru

Inti dari pembaruan ini adalah sistem verifikasi pihak ketiga yang dirancang untuk mengurangi penipuan dan misinformasi, masalah yang mengganggu ekosistem terbuka Telegram. Organisasi yang telah diverifikasi oleh Telegram kini dapat melakukan autentikasi tambahan akun, yang akan menampilkan ikon unik dan deskripsi mendetail tentang status terverifikasinya. Fitur baru ini berupaya menciptakan lingkungan yang lebih aman sekaligus menjaga etos desentralisasi Telegram.

Pembaruan ini juga mencakup alat yang ditujukan untuk pengguna individu. Telegram Stars, mata uang virtual, mendukung fitur hadiah koleksi baru, memungkinkan pengguna mengubah hadiah digital menjadi aset unik bergaya NFT.

Setiap hadiah yang ditingkatkan diberi ciri khusus—seperti ikon dan latar belakang khusus—yang menjadikannya dapat diperdagangkan di pasar blockchain.

Filter pencarian yang disempurnakan semakin meningkatkan kegunaan, memungkinkan pengguna mengurutkan pesan berdasarkan obrolan, grup, atau saluran pribadi. Pengguna kini dapat mengurutkan hasil berdasarkan jenis obrolan, sehingga memudahkan untuk menemukan percakapan tertentu di kotak masuk yang ramai.

Untuk pelanggan Telegram Premium yang jumlahnya sudah melampaui 12 juta, pembaruan menambahkan opsi personalisasi eksklusif, seperti label folder khusus emoji, melengkapi download yang lebih cepat dan fitur terjemahan chat instan yang sudah ditawarkan.

2024: Titik Balik bagi Telegram

Pencapaian Telegram baru-baru ini tidak terlepas dari tantangan yang dihadapi pada tahun 2024. Pada bulan Agustus, pendiri Telegram Pavel Durov ditangkap di Paris karena dituduh lalai dalam menangani aktivitas ilegal yang difasilitasi oleh platform tersebut.

Pihak berwenang Prancis mengutip peran Telegram dalam memungkinkan penyebaran materi pelecehan seksual terhadap anak (CSAM), penipuan, dan perdagangan narkoba. Meskipun Durov menolak tuduhan tersebut dan menyebutnya “salah arah”, namun insiden tersebut mendorong perubahan besar dalam pendekatan Telegram terhadap moderasi.

Pada bulan Desember 2024, Telegram mengumumkan kemitraan dengan Internet Watch Foundation (IWF), sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Inggris. yang berspesialisasi dalam deteksi CSAM. Kolaborasi ini menandai perubahan dari perlawanan historis Telegram terhadap pengawasan eksternal perjalanan yang jauh lebih lama.”Telegram telah mengintegrasikan teknologi pencocokan hash, yang memberikan sidik jari digital pada konten yang diketahui melanggar, sehingga memungkinkan penghapusan secara proaktif tanpa mengorbankan privasi pengguna. Durov mengartikulasikan arah baru Telegram dalam sebuah pernyataan kepada pengguna: “Kami bertujuan untuk mengubah moderasi di Telegram dari area kritik menjadi pujian.”

Tempat Telegram di Dunia yang Berubah

Tantangan Telegram tidak berdiri sendiri. Laporan PBB yang diterbitkan pada bulan Oktober 2024 menyoroti penggunaan platform ini dalam operasi kriminal di Asia Tenggara, mulai dari sindikat penipuan hingga pertukaran mata uang kripto yang tidak diatur

Di Korea Selatan, pihak berwenang menghubungkan Telegram dengan penyebaran konten deepfake, sementara di India, peretas mengeksploitasi platform tersebut untuk membocorkan data medis sensitif Platform ini juga menghadapi tekanan yang semakin besar dari regulator, khususnya di Eropa. Berdasarkan Undang-Undang Layanan Digital UE, Telegram memproses lebih dari 6.000 permintaan data legal pada tahun 2024, yang mencerminkan meningkatnya penekanan pada akuntabilitas.

Fokus ganda Telegram pada profitabilitas dan reformasi menempatkannya secara unik di antara platform perpesanan. Dengan mengintegrasikan fitur-fitur terdesentralisasi seperti verifikasi pihak ketiga dan NFT sambil mengatasi masalah keamanan global, perusahaan berupaya mencapai keseimbangan antara inovasi dan akuntabilitas.

Categories: IT Info