Microsoft telah mengungkapkan biaya $800 juta menyusul keputusan General Motors untuk menghentikan program robotaxi Cruise-nya. Tuduhan tersebut, terungkap dalam pengajuan peraturan baru-baru ini , akan mengurangi laba per saham Microsoft pada kuartal kedua sekitar $0,09.
Ini dampak finansial menyoroti tantangan lebih luas yang dihadapi industri kendaraan otonom ketika perusahaan mengkalibrasi ulang strategi mereka di tengah meningkatnya persaingan dan tuntutan sumber daya.
GM Mengalihkan Fokus ke Otonomi Ramah Konsumen
General Motors, yang memiliki 90% saham Cruise, mengumumkan rencana untuk mengalihkan upayanya dari pengembangan robotaxi ke sistem bantuan pengemudi tingkat lanjut (ADAS) dan kendaraan otonom pribadi. Operasional Cruise akan diserap ke dalam tim teknik internal GM, sehingga menyelaraskan sumber daya anak perusahaan tersebut dengan tujuan produsen mobil yang lebih luas.
“Sesuai dengan prioritas alokasi modal GM, GM tidak akan lagi mendanai pekerjaan pengembangan robotaxi Cruise mengingat banyaknya waktu dan sumber daya yang diperlukan. akan diperlukan untuk meningkatkan skala bisnis, seiring dengan semakin kompetitifnya pasar robotaxi,” kata Mary Barra, CEO GM, dalam pernyataan resmi.
Super Cruise, ADAS andalan GM, telah beroperasi di lebih dari 20 model kendaraan, menempuh jarak lebih dari 10 juta mil per bulan. Perusahaan melihat teknologi ini sebagai landasan strategi masa depannya, menyediakan fitur-fitur seperti berkendara hands-free dan penyempurnaan keamanan bagi konsumen.
Investasi Microsoft dalam Kolaborasi Cruise dan Azure
Keterlibatan Microsoft dengan Cruise dimulai pada tahun 2021 sebagai bagian dari putaran pendanaan $2 miliar yang mencakup Honda dan investor utama lainnya. Kemitraan ini bertujuan untuk mengintegrasikan platform cloud Azure milik Microsoft ke dalam sistem otonom Cruise, memanfaatkan pemrosesan data real-time dan kemampuan komputasi edge.
Azure berperan penting dalam memungkinkan kendaraan Cruise memproses data dalam jumlah besar dari sensor dan kamera , yang sangat penting untuk navigasi otonom.
Kolaborasi strategis ini dimaksudkan untuk memposisikan kedua perusahaan sebagai pemimpin dalam mobilitas otonom. Namun, keputusan GM untuk mengakhiri ambisi robotaxi Cruise menimbulkan pertanyaan tentang masa depan kemitraan ini. Biaya sebesar $800 juta menggarisbawahi risiko yang melekat dalam investasi pada teknologi baru, khususnya teknologi yang memerlukan komitmen sumber daya jangka panjang.
Pelayaran: Perjalanan dari Ambisi Tinggi menuju Penyelarasan Strategis
Ketika GM mengakuisisi Cruise pada tahun 2016 senilai $1 miliar, anak perusahaan tersebut dipuji sebagai pionir dalam mobilitas perkotaan otonom. Selama delapan tahun ke depan, GM menginvestasikan lebih dari $10 miliar ke Cruise, yang berpuncak pada penilaian $30 miliar pada tahun 2021.
Program robotaxi perusahaan mewakili visi yang berani untuk masa depan transportasi, menjanjikan untuk merevolusi perjalanan kota dengan armada kendaraan tanpa pengemudi.
Meskipun memiliki ambisi ini, Cruise menghadapi tantangan yang signifikan dalam meningkatkan operasinya. Pesaing seperti Waymo, Tesla, dan Zoox milik Amazon telah membuat kemajuan dalam penerapan teknologi otonom, sehingga mengintensifkan lanskap persaingan. Kendala peraturan, kompleksitas teknologi, dan biaya tinggi semakin menghambat kemampuan Cruise untuk mencapai kelayakan komersial.
Implikasi Industri: Pergeseran Strategi Otonom
Peralihan GM dari robotaxis mencerminkan tren industri yang lebih luas menuju kemajuan bertahap dalam teknologi otonom. Sistem yang sepenuhnya otonom masih membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diadopsi di pasar massal, sehingga mendorong banyak perusahaan untuk fokus pada ADAS, yang menawarkan manfaat lebih langsung.
Teknologi ADAS, seperti Super Cruise GM, menyediakan fitur seperti kendali jelajah adaptif, jalur-menjaga bantuan, dan pengereman otomatis. Sistem ini meningkatkan keselamatan dan kenyamanan bagi pengemudi sekaligus menjadi jembatan menuju otonomi penuh. Keputusan GM untuk memprioritaskan ADAS menunjukkan pendekatan pragmatis dalam menavigasi kompleksitas pasar kendaraan otonom.
Dampak dari keputusan GM meluas ke investor Cruise lainnya, termasuk Honda, yang mengumumkan akan berhenti mendanai usaha patungan yang melibatkan ADAS. Pelayaran. Salah satu inisiatif tersebut bertujuan untuk menghadirkan layanan robotaxi ke Jepang, sebuah proyek yang kini tertunda karena poros GM.
GM juga telah memulai rencana untuk meningkatkan kepemilikannya atas Cruise dari 90% menjadi lebih dari 97% dengan mengakuisisi saham dari investor minoritas. Langkah ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk mengkonsolidasikan kendali dan menyederhanakan proses restrukturisasi selama masa transisi penting ini.
Prospek Masa Depan untuk Microsoft dan GM
Untuk Microsoft, biaya sebesar $800 juta menunjukkan kemunduran finansial yang signifikan, namun hal ini juga menggarisbawahi volatilitas investasi pada teknologi yang belum terbukti. Meskipun Azure tetap menjadi landasan strategi komputasi awan Microsoft, perannya dalam mobilitas otonom mungkin memerlukan penilaian ulang mengingat rencana restrukturisasi GM.
Di sisi lain, GM mengantisipasi penghematan $1 miliar per tahun pada pertengahan tahun 2025 hingga strategi barunya. Dengan menggabungkan Cruise dengan tim internalnya, GM bertujuan untuk memanfaatkan kemampuan manufaktur yang ada dan meningkatkan teknologi yang berfokus pada konsumen dengan lebih efektif. Restrukturisasi ini menempatkan GM sebagai pemain kunci dalam pasar otonomi yang terus berkembang, menyeimbangkan inovasi dengan disiplin keuangan.