Kantor Hak Cipta AS telah mengambil keputusan penting, menolak permohonan hak cipta untuk sebuah karya seni yang dihasilkan AI yang sebelumnya memenangkan penghargaan di Colorado State Fair. Keputusan ini menggarisbawahi perdebatan yang sedang berlangsung seputar hak kekayaan intelektual atas kreasi yang dibuat dengan kecerdasan buatan.

Seni Tengah Perjalanan yang Kontroversial

Karya seni yang dipermasalahkan berjudul Théâtre d’Opéra Spatial mendapatkan perhatian yang signifikan tahun lalu ketika meraih hadiah utama di Colorado State Fair. Dibuat oleh AI generatif Midjourney untuk pembuatan gambar, karya ini memicu diskusi tentang peran pembelajaran mesin di dunia seni dan apakah kreasi tersebut memenuhi syarat untuk perlindungan hak cipta. Keputusan Kantor Hak Cipta A.S. baru-baru ini semakin memperparah perdebatan ini, dengan banyak komunitas seni dan teknologi yang mempertimbangkan implikasinya.

TL;DR — Seseorang mengikuti kompetisi seni dengan AI-menghasilkan karya dan memenangkan hadiah pertama.

Ya, bagus sekali sialan menyebalkan. pic.twitter.com/vjn1IdJcsL

— Genel Jumalon ✈️ Animasi! Des Moines (@GenelJumalon) 30 Agustus 2022

Berdasarkan surat keputusan Dewan Peninjau Hak Cipta, penolakan tersebut didasarkan pada premis bahwa “undang-undang hak cipta hanya melindungi’hasil kerja intelektual’yang’didasarkan pada kekuatan kreatif pikiran.'”Mengingat karya seni tersebut dihasilkan oleh mesin dan bukan oleh manusia, sehingga dianggap tidak memenuhi syarat untuk perlindungan hak cipta.

Konteks dan Implikasi Historis

Ini bukan pertama kalinya Seni yang dihasilkan oleh AI telah menimbulkan kontroversi. Pada tahun 2022, karya seni AI lainnya menimbulkan kehebohan ketika memenangkan kontes seni, sehingga menimbulkan perdebatan tentang peran AI dalam bidang kreatif. Keputusan baru-baru ini oleh Kantor Hak Cipta A.S. semakin menekankan tantangan dalam mendefinisikan hak atas kekayaan intelektual di era AI. Seiring dengan berkembangnya teknologi, batas antara kreativitas manusia dan mesin menjadi semakin kabur, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang masa depan hak cipta di era digital.

Implikasi dari keputusan ini sangat luas. Seniman yang menggunakan alat AI mungkin merasa kesulitan untuk melindungi karya mereka, yang berpotensi mempengaruhi kelangsungan komersial kreasi tersebut. Di sisi lain, perusahaan dan pengembang teknologi mungkin terdorong untuk mendorong batasan kreativitas AI lebih jauh, karena mengetahui bahwa kerangka hukum saat ini tidak mengakui konten yang dihasilkan AI sebagai kekayaan intelektual.

Categories: IT Info