Senator AS Richard Blumenthal (kanan) dan Josh Hawley (kanan) bersama-sama meluncurkan kerangka legislatif yang komprehensif. Proposal mereka bertujuan untuk membentuk badan pengatur baru untuk AI, memastikan bahwa perusahaan menjalani proses perizinan yang ketat sebelum mereka dapat menggunakan model bahasa tingkat lanjut, seperti GPT-4 OpenAI.

Kerangka kerja bipartisan ini adalah sebuah tonggak sejarah—cetak biru legislatif pertama yang tangguh dan komprehensif untuk perlindungan AI yang nyata dan dapat ditegakkan. Hal ini akan menempatkan kita pada jalur untuk mengatasi potensi dan bahaya yang ditimbulkan oleh AI. pic.twitter.com/5CHSfOO9wD

— Richard Blumenthal (@SenBlumenthal) 8 September 2023

Inti dari usulan para senator adalah persyaratan lisensi pemerintah ketika mengembangkan pengenalan wajah dan aplikasi AI berisiko tinggi lainnya. Perusahaan akan diberi mandat untuk menguji model AI mereka untuk mengetahui potensi bahayanya, dan setelah model ini diterapkan, setiap masalah yang timbul harus diungkapkan secara transparan. Selain itu, perusahaan harus terbuka terhadap audit pihak ketiga terhadap sistem AI mereka.

Inisiatif Blumenthal dan Hawley mengikuti usulan yang lebih umum dari senator Elizabeth Warren (D) dan Lindsey Graham (kanan), yang menyarankan pembentukan badan federal baru untuk mengatur perusahaan teknologi seperti Amazon, Google, dan Meta.

Lisensi AI telah menjadi topik diskusi selama beberapa waktu sekarang. CEO OpenAI, Sam Altman, telah menjadi pendukung yang vokal, menekankan perlunya lisensi pengembang AI dalam kesaksian Senat sebelumnya.

Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengembangan AI

Kerangka kerja yang diusulkan juga menekankan pentingnya transparansi dalam pengembangan AI. Perusahaan wajib mengungkapkan secara spesifik tentang data pelatihan yang mereka gunakan untuk model AI mereka. Selain itu, jika seseorang terkena dampak negatif dari sistem AI, mereka harus memiliki jalur hukum yang jelas untuk menantang perusahaan yang bertanggung jawab, sebuah sentimen yang digaungkan dalam diskusi yang semakin intensif di Washington, DC. Baik Blumenthal maupun Hawley sedang mempersiapkan peristiwa penting: sidang subkomite Senat yang akan berfokus pada AI. Dengar pendapat ini akan menyelidiki tanggung jawab dunia usaha dan pemerintah dalam bidang teknologi AI, dengan kesaksian yang diharapkan dari raksasa industri seperti Brad Smith dari Microsoft dan William Dally dari Nvidia.

Selain proposal mereka, para senator telah bekerja keras mengenai undang-undang penting lainnya: “Undang-Undang Tanpa Kekebalan Pasal 230 untuk AI”. Undang-undang ini merupakan respons langsung terhadap maraknya “deepfake” yang dihasilkan oleh AI dan bertujuan untuk memastikan konten semacam itu tidak lolos secara gratis berdasarkan Pasal 230 kekebalan. Senator Blumenthal baru-baru ini menggambarkan kerangka kerja bipartisan sebagai tonggak penting di Twitter, dan menekankan bahwa kerangka kerja tersebut harus memandu negara dalam menyeimbangkan potensi manfaat dan risiko AI.

Categories: IT Info